Minggu, 27 Juli 2008

Orphan Party Success

NUSA DUA - In closing the year 2005, co-sponsors Grand Hyatt Bali and Rotary Club Bali Nusa Dua joined forces in putting together a charity for underprivileged children around Bali. It has been an annual event for 14 years, conceived by Mr. Peter Stetler, currently Area Vice President of Hyatt Hotels Indonesia, then General Manager of Grand Hyatt Bali. This year’s Orphan Party success, which was held on December 17, 2005 is fruit of a fine collaboration of Mr. Alain Carraux, President of Rotary Club Bali Nusa Dua and Mr. Detlev Truernit, General Manager of Grand Hyatt Bali.

Six orphanages and schools for disadvantaged children in Bali; Sidhi Astu, Melaya, Belimbing Sari, Darul Najah, Darma Jati, and SLBB attended the Christmas Party in the ballroom of Grand Hyatt Bali.

Over 300 kids ranging from 1 to 15 years of age from different religious faith and backgrounds were brought together to the celebration. In following the tradition, abundance of food, beverages and desserts were served by the Grand Hyatt Bali staff to the children as a message of service to the community. Fun games, singing, dancing, magic show, gamelan procession, talent show, impromptu acting by the children are just a few activities in which the children participated on that eventful Saturday afternoon. As a finale of the event, Santa Claus gave away Christmas gifts to each child.

Jumat, 25 Juli 2008

Tanpa Mendengar, Tuna Rungu Pun Bisa Menari

Nusa Dua - Serombongan penari laki-laki dan perempuan muda bergerak gemulai. Gerakan mereka sempurna. Tidak ada satu gerakan pun yang tidak seirama, saling bertubrukan misalnya. Semua serba pas.

Sedari awal gerakan, iringan suara musik terus mengalun. Mengiringi dan menegaskan setiap ketukan gerak para penari. Antara musik dan gerak dua puluh penari tersebut seolah menyatu. Padahal, para penari tersebut tuna rungu dan tuna wicara. Bagaimana mereka bisa menari?

Hanya kesabaran, keuletan dan kemauan yang mendorong para penari tersebut bisa membawakan tarian dengan sempurna. Kalaupun ada kesesuaian antara musik pengiring dengan gerak tarian, itu karena mereka telah hafal setiap detail gerak yang harus dibawakan. Didukung, tanda dari para pemandu gerak.

Pertunjukan tari di SLB Jimbaran Nusa Dua Bali hari ini seolah menegaskan, keterbatasan fungsi tubuh bukan berarti keterbatasan kesempatan berprestasi.

"Tarian nusantara (nama tarian yang dibawakan para siswa SLB, red) sudah dipertunjukkan di berbagai kegiatan. Tingkat nasional maupun internasional," urai wakil kepala sekolah SLB B N PTN, Edi Prayitno, Kamis (19/6/2008).

Sebut saja salah satunya, pada pertemuan menteri pendidikan dunia, E-9 di Nusa Dua Bali beberapa waktu lalu. Bukan itu saja, tarian ini memenangi pula lomba tari antar SLB se-Indonesia tahun lalu.

Selain tari, para siswa SLB Jimbaran juga berprestasi di bidang modeling. Bahkan tahun lalu, siswa didik di sekolah ini berhasil menjuarai lomba modeling antar sekolah luar biasa se Indonesia.

"Bulan depan, kita mengirim atlet ke Pekan Olah Raga Penyandang Cacat Nasional di Kaltim," imbuh Edi. Sedianya, SLB Jimbaran mengirim 7 atlet dalam pekan olah raga tersebut. Ketujuh atlet tersebut akan memperebutkan piala dalam bidang atletik, renang, dan tenis meja.

Berbagai prestasi tersebut menegaskan, bahwa penyandang cacat pun dapat berprestasi. "Tidak sulit melatih, hanya perlu kesabaran lebih. Tapi mereka pada dasarnya memiliki kemampuan untuk berkembang. Layaknya siswa pada umumnya," tegas pelatih tari SLB Jimbaran, Wayan Suatra Negara.

SLB Jimbaran Krisis Buku

WALI kelas I SDLB N PTN Denpasar, Yustina, sabar membimbing 9 siswanya yang mengalami gangguan pendengaran dan bicara. Meski sulit, ibu dua anak ini seakan terpanggil mengabdi menjadi guru bantu di sekolah khusus tuna rungu ini.

Suasana kelas yang ramai karena suara siswa yang sedang belajar menirukan Yustina berbicara membuat proses belajar-mengajar terlihat hidup. ”Kami tekankan agar selama proses belajar-mengajar lebih menggunakan sistem oral dibanding isyarat.

Hal ini bertujuan melatih dan merangsang siswa untuk bisa berbicara meski belum terdengar jelas,” ujar kepala Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri Pembina Tingkat Nasional (SLB B N PTN) Bali Dra. Made Murdani, M.Pd.

Yustina mengaku, tak mudah mengajarkan anak didik yang mengalami gangguan pendengaran. Tetapi wanita berkulit sawo matang ini tak pantang menyerah. Ia tak pernah berhenti memacu dan mengajak anak didiknya belajar berbicara baik lewat proses belajar-mengajar sehari-hari atau melalui matari bina wicara.

”Meski tak jelas suaranya, asal gerak bibir atau mimik mereka berbicara sudah benar, itu saya anggap anak telah mengalami kemajuan,” ujarnya. Yustina mengaku mengedepankan pelatihan berbicara mampu mendukung siswa agar bisa berkomunikasi saat berhubungan dengan masyarakat luar.

Siswa kelas satu yang usianya rata-rata sudah mencapai 10 tahun atau lebih tua dari usia anak kelas satu di SD umum ini masih diajarkan materi membaca, menulis dan berhitung. Untuk mempermudah, Yustina menggunakan gambar sebagai alat peraga saat menerangkan.

”Siswa tahu nama benda, tetapi terkadang tak bisa menyebutkan huruf apa saja yang merangkai kata pada benda tersebut. Selain gambar, kami juga ajak siswa mengenal huruf meski terkadang dalam menyebutkannya masih menggunakan isyarat tangan,” ungkap wanita asal Jogjakarta ini.

Alat peraga di SLB B N PTN Bali terlihat berbeda dibanding sekolah umum. Masing-masing ruang kelas dilengkapi dengan sebuah cermin. ”Cermin memudahkan guru memberikan materi bina wicara,” ujarnya. Tak hanya itu, ruang kelas TK dan SD juga dilengkapi dengan hearing group.

”Tapi kini telah rusak karena ulah jahil anak-anak,” ujar Murdani. Padahal menurutnya dengan hearing group bisa mempermudah dan merangsang siswa belajar berbicara.

Kendala yang dialami dalam PBM menurut Yustina tak hanya karena siswa-siswinya mengalami kekurangan di pendengaran dan wicara.

Namun juga tak adanya buku penunjang khusus anak-anak tuna rungu. ”Selama ini karena tak ada buku penunjang, kami gunakan buku sekolah umum yang lebih sulit penerapannya,” ujarnya.

Proses penerimaan siswa baru di SLB N dilakukan dengan cara mengetes pendengaran anak dengan menggunakan alat audimeter. ”Dulu kami masih menggunakan alat manual berupa bunyi-bunyian, tetapi kini sudah ada alat yang lebih canggih,” ujarnya. Tahap ini, lajut Murdani berfungsi untuk mengetahui frekuensi sisa pendengaran siswanya.

Karena hal itu berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar yang akan mereka tempuh. ”Tempat duduk di jenjang TK dan SD kami buat menyerupai bentuk U. Posisi duduk tergantung dari tes yang telah dilakukan. Jika telinga kanan masih ada sisa pendengaran kami posisikan anak duduk di sebelah kiri,” ujar Murdani.

Cara mengajar di sekolah khusus tuna rungu ini lebih diutamakan pembelajaran secara individu. Artinya, tambah Yustina, bagi siswa yang telah menguasai materi pembelajaran akan diberikan tugas, berbeda dengan murid yang masih tertinggal digembleng lagi hingga mampu mengikuti siswa lain yang telah menguasai materi.

Soal dalam ujian semester pun ia buat berbeda, yang disesuaikan dengan kemampuan anak. Dalam satu kelas yang terdiri dari sembian anak bisa saja Yustina memakai tiga soal yang berbeda.

Metoda Lampu
Salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dikembang di sekolah tuna rungu terbesar di Indonesia ini adalah menari. Murdani punya cara tersendiri melatih siswanya yang memiliki gangguan pendengaran ataupun berbicara belajar menari.

Selain menggunaan isyarat tangan, ia juga memanfaatkan vibrasi dari suara gong dan alat musik lainnya. ”Saat latihan kami gunakan lampu sebagai pertanda bahwa gerak tarian harus dipercepat,” ungkap ibu tiga anak ini.

Berkat ketekunan dan kesabaran berlatih, meski cacat siswa-siswinya sering diundang di berbagai acara di hotel bintang lima. ”Anak kami juga pernah mendapat juara I Lomba tari Sekar Jagat Tingkat Nasional yang digelar Rotari Club,” tambah Murdani.

Siswa di SLB B N PTN Bali tak hanya belajar materi akademik. Namun di tempat ini juga diberikan berbagai keterampilan seperti komputer, otomotif, pertukangan kayu, keramik, elektronik, busana, akupresur, spa, salon kecantikan, layang-layang, hantaran dan merangkai bunga, boga.

”Masing-masing bidang kami sediakan tempat praktik atau workshop,” ujarnya. Berkat ketekunan dan latihan, kini siswa-siswi alumnus SLB B N PTN banyak yang telah bekerja di hotel berbintang,” ujarnya.

Tinggal di Asrama
Sebagian besar siswa di centra Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) ini berasal dari daerah luar Badung. Jarak yang cukup jauh ini membuat mereka harus tinggal di asrama. ”Kapasitas asrama yang hanya menampung 100 orang kini dihuni lebih dari 100 siswa,” ujar Murdani.

Banyak hal yang didapat siswa ketika tinggal di asrama. Selain mengajarkan disiplin, asrama mampu menjadi ruang terbaik bersosialisasi dan berkomunikasi satu sama lain.

”Semua anak yang tinggal diasrama memiliki tugas masing-masing yang harus dikerjakan. Misalnya memasak, menyapu, cuci piring kami bagi tugas-tugas tersebut,” ujarnya.

Malam hari, ruang makan yang hanya bisa menampung 100 siswa itu dipakai ruang belajar bersama. ”Karena kekurangan tempat duduk terpaksa meja tenis meja kami pakai sebagai tempat belajar,” ujarnya.

Di ruangan itu, malam hari tiap hari Senin- Jumat ramai siswa dari jenjang TK- SMA belajar bersama dengan dipandu empat atau lima orang guru.

Berbagai upaya telah dilakukan sekolah guna merangsang perkembangan pendengaran anak didiknya. Sampai kini, menurut Murdani berbagai kerjasa telah ia lakukan dengan pihak swasta misalnya dengan adanya bantuan alat bantu mendengar, metoda akupuntur dari salah satu orangtua murid pun ia terima.

”Kini selain menggunakan alat bantu dengar bagi siswa yang memiliki sisa pendengaran kurang dari 100 db juga diberikan pengobatan dengan metode akupuntur,” ujar Murdani. —lik

good health, behaviour and achievement.

Internet Internet is one revolution in evolution. For the companies and Public Administration it represents an irreversible change that involved the business processes, the industrial relations, and that impact on the operation of the society. Internet, and more in a generalized manner computer science in all its articulations, becomes indispensable protagonist for the increase of a modern community, becomes one instrument in a position to assuring competitive advantages, efficiency and productivity for the companies of every dimension.

SKYTECH - web solutions division offers services revolts to the companies that wish to impose their image with Internet, with his ability to communicate and his fast development, and she addresses, in particolar way, to those societies that operate on our territory in the field of the tourism (farm holidays, bed & breakfast, lodge, ect.).

SKYTECH - web solutions division is designing and realization of websites, situated dynamic sites in ASP, sites in Flash, recording of web dominions, indexing and positioning on search engines, web marketing. The Web technologies offer to the Companies and the Societies a directed, dynamic media for the communication and strongly addressed to one world-wide utency in fast increase. We have one offering aimed at various levels of requirements in the publication or realization of services web-based. Our group of Web development boasts a wide acquaintance in the realization is of sites, both static and dynamic. The construction of a Web site for us is only the beginning, not the arrival point.

A Internet site in fact is a powerful instrument of marketing that if correctly used is in a position to catching up new customers and knowing their main requirements. With our web analyst team we study and we interpret your peculiar requirements, developing for you effective strategies and original digital systems for effective way of communication. The designing and the development of the sites preview not only the definition of the strategies of communication, image and visual impact (web design), but also the possibility to offer the management of the maintenance and of the contents of the sites from part of the customer itself. Particular attention also is turned to the field of the contents (web content), i.e. to the writing of linens personalized texts and to the possibility to realize multilingual sites, thanks to an exclusive young, dynamics and expert writing-team